Homestay.
Mungkin sebagian dari kalian ada yang belum tahu apa itu Homestay, kalian akan
kebingungan begitu mendengar kata ini. Nah, supaya kalian ‘gak bingung, aku
jelasin dulu ya.. Homestay itu merupakan suatu program dari sekolahku, SMPN 1
Banyuwangi yang diselenggarakan setiap tahunnya dengan “mengirimkan” siswa dari
SMPN 1 Banyuwangi kepada lingkungan luar, tepatnya di pedesaan, dengan
bertempat tinggal di rumah salah seorang warga (Induk Semang) di desa itu, dan
mengikuti serta membantu semua kegiatan keseharian mereka.
Tujuan
dari Homestay ini adalah untuk memberi pengalaman kepada kami, untuk merasakan
kehidupan keluarga dan masyarakat yang berbeda dengan lingkungan kami,
menumbuhkan empati dan kepekaan sosial serta apresiasi terhadap keragaman
etnik, budaya, dan kepercayaan masyarakat, melatih kita untuk hidup sederhana,
dan saling berbaur dengan masyarakat lain, utamanya masyarakat desa, dan juga
menumbuhkan rasa kepedulian, tanggung jawab, mandiri, dan kreatif.
Homestay
ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu kel. Gombengsari dan kel. Kemiren.
Sebagian siswa ditempatkan di kel. Kemiren, dan sisanya di kel. Gombengsari.
Setiap siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang.
Kelompokku yang beranggotakan Laras, Mega, Dian dan aku tentunya, mendapat
lokasi di kel. Gombengsari. Memang benar, ragam budaya di kel. Gombengsari memang lebih sedikit
daripada di kel. Kemiren, namun lingkungan Gombengsari lebih indah dan lebih
asri daripada di Kemiren, oleh karena itu, kami tidak menyesal bertempat
disana.
Banyak
sekali hal yang dapat kami pelajari dan juga pengalaman yang kami dapat ketika
berada disana. Namun, yang paling mengesankan bagi kami adalah ketika Induk
Semang kami, Bu Is mengajarkan kami cara membuat anyaman piring, yang gambarnya
bisa kalian lihat di bawah ini:
(Ini adalah bahan
utama yang diperlukan untuk membuat anyaman piring, yaitu lidi)
(inilah hasil dari
susunan lidi tadi yang sudah diikat dengan tali rafia)
(setelah itu, susunan
lidi tadi dianyam menjadi sedemikian rupa hingga terlihat menjadi sebuah piring)
(Ini adalah gambar
anyaman piring yang hampir jadi. Lidi-lidi yang masih berantakan dapat
dirapikan dengan cara digunting)
Jika
dilihat dari semua proses diatas, memang terlihat mudah. Tapi, jika kalian
sudah mempraktekkannya, pasti sulit dan
butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikannnya. Kesabaran kita memang sangat
diuji dalam pembuatan anyaman piring ini. Oleh karena itu, kita tidak boleh
terbawa emosi dalam mengerjakannya, agar anyamannya tidak gagal. Dalam
pembuatan anyaman piring ini, ketelitian juga amat sangat diperlukan. Karena
jika kita “lengah” sedikit saja, anyaman itu akan menjadi berantakan.
“Terkadang, suatu hal tidak semudah seperti kelihatannya”, itulah kata-kata
yang cocok untuk mereka yang menganggap remeh anyaman piring ini. Maka dari
itu, jangan mudah memutuskan sebelum melakukannya. OK?!.. ^_~